anti karat mobil menjaga ketahanan mobil dan harga jual |
@tuanyuda - Musim hujan yang sudah mulai datang dipadu dengan panas terik ketika cuaca cerah mau tak mau bisa mendukung timbulnya karat pada mobil Anda. Cara mencegah timbulnya karat pada mobil adalah dengan memasang anti karat. Selain menjaga kondisi fisik mobil, pemasangan anti karat juga bisa membuat harga jual mobil tinggi.
Selain membuat tampilan kendaraan kurang sedap dipandang, munculnya karat juga bisa membuat harga jual kembali mobil Anda bisa jatuh. Belum lagi jika sudah parah, kekuatan struktur bodi pun berkurang dan memengaruhi performa mobil.
Salah satu bagian yang rentan dihinggapi karat adalah kolong mobil. Area ini bisa menyimpan kotoran yang berasal dari cipratan genangan lumpur atau air hujan. Sedangkan air hujan yang memiliki tingkat asam cukup tinggi dan tidak segera dikeringkan, kemungkinan munculnya korosi cukup besar.
Guna mencegah timbulnya karat di kolong mobil, banyak mobil yang telah diberi antikarat sebagai standar. Namun kecemasan akan daya rekat antikarat itu di kolong mobil tetap membayangi. Ya, tidak sedikit pemilik kendaraan yang beranggapan kalau lapisan antikarat bisa rontok jika terlalu sering dicuci dengan sikat ataupun disemprot dengan air bertekanan besar. Benarkah demikian?
General Manager PT Tuffindo Raya, pemegang merek Tuff-Kote Dinol, Nantaat Sadeq menjelaskan, rontok atau tidaknya pelapis antikarat tergantung pada kualitas bahan antikarat yang digunakan. “Selain itu proses pengerjaannya juga bisa mempengaruhi daya tahan antikarat. Memang ada operator pelaksana yang asal menempelkan saja antikarat. Kalau seperti itu ya kualitasnya jadi rendah,” ujar Sadeq beberapa waktu lalu.
Hal senada diamini Asisten Manager Ziebart, Willy. “Kualitas antikarat tergantung pada bahan dan cara penanganannya. Kalau baru selesai proses aplikasi, customer kami selama seminggu dilarang menyemprot air bertekanan tinggi pada bagian yang diberi antikarat. Sesudah masa itu, antikarat kami tidak akan rontok walau disemprot air panas ataupun disikat,” jelas Willy beberapa waktu lalu.
Baik Sadeq dan Willy pun tak setuju dengan ada anggapan antikarat hanya diperlukan untuk mobil-mobil yang beroperasi dan tinggal di daerah pantai atau yang memiliki kelembapan tinggi. Menurut keduanya, ada tiga macam komponen dasar penyebab terjadinya karat, yakni besi (metal), udara, dan kelembaban.
Dari ketiga faktor tersebut di atas, bila salah satunya dihilangkan maka proses pembentukan karat akan berhenti. Namun teknik tersebut tidak mungkin diterapkan untuk kendaraan karena udara merupakan salah satu komponen yang mutlak diperlukan dalam kelangsungan kehidupan.
“Faktor lingkungan, pergerakan kendaraan, faktor perawatan dan usia kendaraan bisa menimbulkan karat. Karat bisa tetap timbul di mana saja. Walau kita tinggal di daerah yang jauh dari laut. Karat muncul karena adanya oksidasi udara dengan material metal,” ujar Sadeq.
Cara pencegahan yang paling efektif untuk menekan karat adalah melakukan perawatan antikarat. Cara ini juga bisa dilakukan pengecekan lebih dulu jika ada antikarat yang rontok pada bagian mobil. Baru melakukan pelapisan ulang.
Hal ini bisa dilakukan sekaligus dengan menyerahkannya ke bengkel operator yang berpengalaman soal karat. Untuk menjaga keawetan antikarat pada kolong kendaraan, Sadeq menyarankan agar mobil menjalani pemeriksaan berkala setiap tahunnya.
Standar penggunaan antikarat yang benar adalah tidak sebatas pada area kolong kendaraan saja. Sadeq dan Willy menjelaskan batas standar yang benar adalah dari bagian kaca ke bawah. Seperti bagian pintu-pintu, bagasi, dan mesin.
Selain itu, Sadeq juga tidak menganjurkan untuk mencuci kendaraan di malam hari. “Sebab kalau malam hari penguapan air lambat. Dan itu bisa menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya karat. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki dan berikan antikarat pada bagian tersebut,” saran Sadeq.
Harga yang ditawarkan untuk paket antikarat produk luar biasanya berkisar di antara Rp 1,5 juta -2 jutaan. Namun bagi sebagian pemilik kendaraan mungkin harga tersebut dirasa relatif mahal. Alhasil, pilihan penggunaan antikarat dalam bentuk spray dengan kemasan kaleng pun jadi pelarian. Lantaran harganya yang terbilang lebih murah. Namun tingkat kualitas yang ditawarkan pun menjadi pertanyaan.
Nursyirwan pemilik showroom Nadya di Jakarta Timur menyebutkan, kebanyakan antikarat kemasan kaleng dengan harga murah memiliki kualitas rendah. “Dari pengalaman saya, antikarat seperti itu mudah rontok kalau disikat beberapa kali. Sebaiknya pilih produk antikarat yang sudah terbukti kualitasnya biarpun harganya lebih mahal,” ujar Nursyirwan.
Jadi pilihan tergantung pada Anda. Apakah akan menggunakan antikarat dengan kualitas yang masih dipertanyakan atau menjatuhkan pilihan pada produk yang sudah terbukti kualitasnya. (@tuanyuda)