Mukiat Sutikno Orang Nomor Satu Hyundai Indonesia @tuanyuda |
“Hingga di 2006 akhir, saya ditawarkan posisi Presiden Direktur atau MD (Managing Director) di GMI. Saya pertimbangkan ini selama 4 bulan. Saya sadar taruhannya tidak mudah dan akhirnya saya ambil tawaran itu. April 2007, saya gabung sebagai MD sampai akhir tahun 2011. Mereka menilai saya sudah mengenal GMI dan mereka memerlukan orang lokal yang mengerti pasar Indonesia. Padahal Astra tengah bagus-bagusnya saat itu,” ujar Mukiat.
Peran sebagai MD GMI dijalani Mukiat sampai April 2011. Di Mei 2011, ia menerima pinangan Hyundai Indonesia sebagai Vice President Director-nya. Bagi saya, perjalanan karier Mukiat terbilang
mulus. Lompatannya apik.
Mukiat menilai cara peningkatan karier yang ideal tergantung pada empat faktor yakni attitude, skills, luck, dan networking. “Coba dibayangkan empat
faktor itu dan kalau seseorang tidak memiliki salah satunya yah either tidak dapat kemajuan yang
diinginkan atau yah hanya sesaat
saja.”
Menyoal
pengelolaan human capital yang ideal
di perusahaan, kata dia, perlu diadakannya rotasi sebisa mungkin bagi karyawan
yang capable sehingga si karyawan
yang bersangkutan bisa lebih terasah dan siap untuk move to the next level. Mukiat menilai secara umum human capital di industri otomotif cukup
menarik karena biasanya mereka memang punya passion
di bidang ini.
“Makanya sering
sekali orang otomotif kalau pindah larinya ke otomotif juga. Peluang untuk
belajar di dunia otomotif terbuka lebar. Pasti diperlukan experience selain common
sense dan ini yang akan memerlukan waktu. Seberapa cepat dia belajar akan
menentukan seberapa cepat dia berhasil dan tentunya empat faktor yang saya
sebutkan tadi diperlukan.”
Selain jatuh
hati pada otomotif,
Mukiat nyatanya sangat menggilai seni beladiri sejak usia dini. Dia merasa banyak yang bisa dipetik dari beladiri di antaranya
mengajarkan kesiapan untuk menghadapi kondisi dan situasi di segala medan, baik dalam kehidupan
keseharian maupun dalam dunia karier.
Sebelum dirinya melanjutkan sekolah menegah tingkat pertama di Singapura, Mukiat sempat belajar beladiri wushu dan kungfu di Tanah Air. Selama empat tahun di Singapura, Mukiat mendalami taekwondo. Ketertarikannya akan taekwondo berlanjut ketika dirinya pindah menuntut ilmu di Australia.
Sebelum dirinya melanjutkan sekolah menegah tingkat pertama di Singapura, Mukiat sempat belajar beladiri wushu dan kungfu di Tanah Air. Selama empat tahun di Singapura, Mukiat mendalami taekwondo. Ketertarikannya akan taekwondo berlanjut ketika dirinya pindah menuntut ilmu di Australia.
“Total saya
belajar taekwondo selama 9 tahun. Sampai terakhir saya joint Thai Boxing, yang kebetulan pelatih saya juara dunia waktu itu. Kemudian
balik ke Indonesia dan joint karate, sekarang sudah 7 tahun. Saya juga sempat mengajar karate di klub Ade Rai sekitar pertengahan tahun 2008. Tapi karena kesibukan kerja, saya akhirnya berhenti.” (@tuanyuda)