Perjalanan Orang Nomor Satu Hyundai Indonesia

Mukiat Sutikno Orang Nomor Satu Hyundai Indonesia @tuanyuda
@tuanyuda - Mari mengenal Mukiat Sutikno yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HIM). Mukiat bukan anak kemarin sore di industri otomotif nasional. Sebelumnya, ia pernah bergabung bersama GMI (General Motors Indonesia) dan PT Astra International Tbk.


Petualangan Mukiat di industri otomotif nasional tepat dimulai pada Juli 1997, selepas dirinya menyelesaikan pendidikan Master of International Management di Bond University, Australia. Jabatan pertama yang diembannya adalah sebagai Market Research and Sales Forecasting Manager di GMI.  Di perusahaan asal Amerika ini, karier Mukiat menanjak sebagai Business Planning Manager hingga menjadi Brand Manager untuk produk Opel dan Chevrolet.

“Hingga di 2006 akhir, saya ditawarkan posisi Presiden Direktur atau MD (Managing Director) di GMI. Saya pertimbangkan ini selama 4 bulan.  Saya sadar taruhannya tidak mudah dan akhirnya saya ambil tawaran itu.  April 2007, saya gabung sebagai MD sampai akhir tahun 2011.  Mereka menilai saya sudah mengenal GMI dan mereka memerlukan orang lokal yang mengerti pasar Indonesia.  Padahal Astra tengah bagus-bagusnya saat itu,” ujar Mukiat. 

Peran sebagai MD GMI dijalani Mukiat sampai April 2011.  Di Mei 2011, ia menerima pinangan Hyundai Indonesia sebagai Vice President Director-nya. Bagi saya, perjalanan karier Mukiat terbilang mulus. Lompatannya apik. 

Mukiat menilai cara peningkatan karier yang ideal tergantung pada empat faktor yakni attitude, skills, luck, dan networking. “Coba dibayangkan empat faktor itu dan kalau seseorang tidak memiliki salah satunya yah either tidak dapat kemajuan yang diinginkan atau yah hanya sesaat saja.”

Menyoal pengelolaan human capital yang ideal di perusahaan, kata dia, perlu diadakannya rotasi sebisa mungkin bagi karyawan yang capable sehingga si karyawan yang bersangkutan bisa lebih terasah dan siap untuk move to the next level. Mukiat menilai secara umum human capital di industri otomotif cukup menarik karena biasanya mereka memang punya passion di bidang ini.

“Makanya sering sekali orang otomotif kalau pindah larinya ke otomotif juga. Peluang untuk belajar di dunia otomotif terbuka lebar. Pasti diperlukan experience selain common sense dan ini yang akan memerlukan waktu. Seberapa cepat dia belajar akan menentukan seberapa cepat dia berhasil dan tentunya empat faktor yang saya sebutkan tadi diperlukan.”

Selain jatuh hati pada otomotif, Mukiat nyatanya sangat menggilai seni beladiri sejak usia dini.  Dia merasa banyak yang bisa dipetik dari beladiri di antaranya mengajarkan kesiapan untuk menghadapi kondisi dan situasi di segala medan, baik dalam kehidupan keseharian maupun dalam dunia karier.   

Sebelum dirinya melanjutkan sekolah menegah tingkat pertama di Singapura, Mukiat sempat belajar beladiri wushu dan kungfu di Tanah Air. Selama empat tahun di Singapura, Mukiat mendalami taekwondo. Ketertarikannya akan taekwondo berlanjut ketika dirinya pindah menuntut ilmu di Australia.

“Total saya belajar taekwondo selama 9 tahun.  Sampai terakhir saya joint Thai Boxing, yang kebetulan pelatih saya juara dunia waktu itu. Kemudian balik ke Indonesia dan joint karate, sekarang sudah 7 tahun. Saya juga sempat mengajar karate di klub Ade Rai sekitar pertengahan tahun 2008. Tapi karena kesibukan kerja, saya akhirnya berhenti.” (@tuanyuda)